A. LATAR BELAKANG.
Umumnya
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan
kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka
sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa konsep dari paragraf itu
sendiri?
2) Apa saja syarat-syarat
pembentukan paragraf?
3) Apa saja jenis-jenis paragraf itu
sendiri?
4) Bagaimana tentang pengembangan
paragraf?
C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian atau
konsep dari paragraf
2) Untuk mengetahui syarat-syarat
pembentukan paragraf
3) Untuk mengetahui jenis-jenis
paragraf
4) Untuk mengetahui tentang
pengembangan paragraf
BAB II
PARAGRAF
A. PENGERTIAN
PARAGRAF
Paragraf adalah
seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat pokok dan
beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat
yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat
Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang
terdapat di kalimat pokok.
B.
STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat
penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting
yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung
berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk
mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu
karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak
bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan
adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai
pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan
terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil
yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Batasan Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa
pendapat, antara lain :
Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf
adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru)
2. The
Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di
bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.
3. Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
1.
Sebagai
penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.
Alat
untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.
Penanda
bahwa pikiran baru dimulai,
4.
Alat
bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.
Dalam
rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup.
C. UNSUR UNSUR PARAGRAF
Dalam
pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar
paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau
tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan
hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan
kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam
paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kalimat
utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu
paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun
diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir alinea
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Provokatif
(menarik)
2. Berbentuk
frase
3. Relevan
(sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama
atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung
dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur,
dan mungkin empat unsur.
D.
SYARAT-SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan
Kesatuan
paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh
diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk
suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan
kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf
yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik.
Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang
Paragraf
Panjang paragraf dalam
sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa
dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memerhitungkan, 4 hal :
Penyusunan
kalimat topik,
Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan
dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu
disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan
cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu
kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering
diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan
waktu,
(2) pola uraian sebab
akibat,
(3) pola perbandingan
dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
E.
TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF :
1. Secara
alami
Pengembangan paragraf secara alami
berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu
adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan.
2. Klimaks
dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini
berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi
atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian
akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan
posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut
antiklimaks.
3. Umum
Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama
diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk
khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
F. MACAM-MACAM PARAGRAF BERDASARKAN
BENTUKNYA
1. Eksposisi
Berisi uraian atau
penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/
bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa
atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan
mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi
rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
G. MACAM MACAM PARAGRAF BERDASARKAN
TUJUANNYA
1. Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh
paragraf pembuka :
Pemuli
baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak
demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di
parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan
yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
3. Paragraf penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
paragraf penutup :
Demikian
proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho
dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
H. MACAM MACAM PARAGRAF BERDASARKAN
LETAK KALIMAT UTAMANYA
1.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan
pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf
deduktif :
Kemauannya sulit untuk
diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus
disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.
Paragraf induktif
Paragraf induktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan
uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf
induktif :
Semua orang menyadari
bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi
kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif dan efisien.
3.
Paragraf campuran
Paragraf campuran
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat
utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf
campuran :
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa
pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
I. MACAM MACAM PARAGRAF BERDASARKAN
ISI
1. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi
ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema
paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan
sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf
deskripsi :
Dari balik tirai hujan
sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi
basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah
rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang
ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang
melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf
proses
Paragraf proses
ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat
dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf efektif adalah
paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu
pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat
sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
Paragraf atau alinea
adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang
perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja
hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang efektif
harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf
sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang,
atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda.
Metode pengembangan
paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan
disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku-buku komposisi, disini
diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam
mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih
berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
Paragraf memiliki
banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain
berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya,
menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
B. Saran
Jadi, untuk membuat
karangan, cerita, maupun informasi-informasi yang penting perlu menggunakan
paragraf yang baik, dan disampaikan secara runtun yaitu dengan menggunakan
kalimat-kalimat yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin kita sampaikan
bisa dimengerti oleh pembaca.
.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fusliyanto.wordpress.com/kumpulan-materi-bahasa-indonesia-3/
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
http://fusliyanto.wordpress.com/kumpulan-materi-bahasa-indonesia-3/
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
Genta smart publisher 2015 tentang paragraf
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.2010.Panduan EYD dan Tata Bahasa
Indonesia.Jakarta: Transmedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar