KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER.
Makalah ini
dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangunkami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selnjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... .... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Madeleine Leininger............................................................... 2
B. Teori dan Model Konsep Keperawatan Transkultural............................... 4
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger............... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah
pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa
atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan
yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat
ahli tentang konsep keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Siapa
Madeleine Leininger ?
2.
Apa Teori Madeleine Leininger ?
C.
Tujuan
1.
Memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami tentang Teori Dan Model Keperawatan Menurut
Madeleine Leininger.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Madeleine Leininger
1.
Madeleine
lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup
dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari
2.
Tahun 1945,
dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia
menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit
jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia,
khususnya di bidang perawatan.
3.
Tahun 1948,
menyelesaikan diploma keperawatan.
4.
Tahun 1950,
menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora
dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan
program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.
5.
Tahun 1953,
Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of
America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan
jiwa pertama di Amerika.
6.
Tahun antara
1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana di
Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik,
di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di
seluruh dunia.
7.
Tahun 1965,
Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi, di
Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari penyelesaian
masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan
anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
8.
Tahun 1966, di
tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of Colorado,
di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia
keperawatan.
9.
Tahun
1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
10.
Tahun
1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka
program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
11.
Tahun 1981,
professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State University.
Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
a.
Penghargaan
bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b.
The Board of
Governor’s Distinguished Faculty Award.
c.
Gershenson’s
Research Fellowship Award.
d.
Tahun 1990, di
angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State University.
12.
Tahun 1991,
sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang
perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah
“culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan
dalam buku keanekaragaman budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode
Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama
suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn
transkultural.
(Dalam Currentnursing.com).
B.
Teori dan model konsep keperawatan Transkultural
1.
Pengertian
teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai
kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan
berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan
tempat lainnya.
2.
Konsep dalam
Transkultural Nursing
a.
Budaya adalah
norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi
serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b.
Nilai budaya
adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan
keputusan.
c.
Perbedaan
budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian
asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu
yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d.
Etnosentris,
diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang
dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
e.
Etnis,
berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f.
Ras adalah
perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia
g.
Etnografi,
adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara
keduanya.
h.
Care, adalah
fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia.
i.
Caring, adalah
tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan mengarahkan
individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j.
Cultural Care,
berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
k.
Culturtal
imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide
yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
3.
Paradigma
Transkultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu :
a.
Manusia
Manusia adalah
individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya
pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b.
Sehat
Kesehatan
adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan
memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
c.
Lingkungan
Lingkungan
didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas
kehidupandimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih
luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d.
Keperawatan
Asuhan
keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991)
adalah :
·
Strategi I,
Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan
budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya Berolah raga setiap pagi
·
Strategi II,
Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan
implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang
makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang.
·
Strategi III,
Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi
budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
4.
Proses
keperawatan Transkultural.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir
dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a.
Pengkajian
Pengkajian adalah
proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :
·
Faktor agama
dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah
suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama
yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan,
cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
·
Faktor sosial
dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada
tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
·
Nilai-nilai
budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai
budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai
sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada
faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
·
Faktor
kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan
lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah
: peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
·
Faktor ekonomi
(economical factors)
Klien yang
dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang
dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian
biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
·
Faktor
pendidikan (educational factors)
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali. Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien
maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri.
b.
Diagnosa
keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
·
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
·
Gangguan
interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
·
Ketidakpatuhan
dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
c.
Perencanaan
dan Pelaksanaan
Perencanaan
dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar
belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
·
Mempertahankan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
·
Mengakomodasi
budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
·
Merubah budaya
klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
d.
Evaluasi
Evaluasi
asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien
yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi
dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
klien.
C.
Kelebihan dan
Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger
1.
Kelebihan :
a.
Teori ini
bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada
perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b.
Teori ini
sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan
model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c.
Penggunakan
teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d.
Penggunanan
teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e.
Teori ini
banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan .
2.
Kelemahan :
a.
Teori
transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari
berbagai macam konseptual model lainnya.
b.
Teori
transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi
oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi,
kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik
dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah
etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat
dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur
sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat
Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya
tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar
belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
B. Saran
1.
Penerapan
teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu antropologi
agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2.
Pelaksanaan teori
leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang terkait
seperti teori adaptasi, self care, dll
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Azis. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts
Process & Practice 3rd ed. London Mosby Year Book.
Harmer, B.,
& Henderson, V. A. 1955. Buku dari
prinsip dan praktik
keperawatan. New York:Macmillan.
Teori Keperawatan Madeleine Leininger : Keberagaman Budaya dalam Asuhan Kesehatan
BalasHapus