Jumat, 17 Februari 2017

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE

  


KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teori Keperawatan menurut MYRA LEVINE dalam tugas mata kuliah falsafah dan teori keperawatan oleh Dosen Ns. Grace tedi tulak,s,kep m,kep
          Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Jika dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masalah, maka kami memohon maaf. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan. Lebih dan kurangnya kami ucapkan terima kasih.
















                                                DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................4
A.   Latar Belakang.................................................................................4
B.   Tujuan Penulisan..............................................................................4
C.   Ruang Lingkup Penulisan................................................................4
D.   Metode Penulisan.............................................................................4
E.    Sistematika Penulisan.......................................................................5
Bab II Pembahasan...............................................................................................6
A.   Komposisi Model Konversi.............................................................6
B.   Konsep Utama..................................................................................7
C.   Konsep Kunci...................................................................................8
D.   Asumsi..............................................................................................9
E.    Pembatas..........................................................................................9
F.    Evaluasi..........................................................................................10
Bab III Penutup...................................................................................................11
·        Kesimpulan...............................................................................................11
·        Saran.........................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................12







                                                          BAB I
                                                PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
     Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightigle mulai menulis catatan diatas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi keperawatan berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine konversi teori yang di selesaikan  pada tahun 1973.
      Myra Estrin Levine (1920-1926) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari tiga anak. Dia punya satu kakak  dan satu adik. Levine mengembangkan minat dan perawatan karna ayahnya  (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County School  of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari university of Chicago pada tahun 1949. Terus setelah lulus, levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perwat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai pengawas perawat bedah, dan atministrasi keperawatan. Setela mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga ( George, 2002) seperti University Of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk “ An Introduction to Clinical Nursing” dengan beberapa publikasi pada tahun 1969, 1973, & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari University Loyola pada tahun 1992. Dia meninggal pada tahun 1996.

B. Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan dari penulisan maklah ini adalah :
1.      Memenuhi tugas mata ajar Konsep Dasar Keperawatan
2.       Untuk mengetahui konsep teori sistem model Mery Levine
C. Ruang Lingkup Penulisan
       Dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi penulisan tentang Teori    Sistem Model Neuman
D. Metode Penulisan
       Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur yang ada untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah


E. Sistematika Penulisan
       Levine mengatakan kepada orang lain bahwa dia tidak berangkat untuk mengembagkan sebuah “ Teori keperawatan” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep konsep utama dalam perawatan medis bedah dan berusaha untuk mengajar siswa gelar associate pendekatan baru untuk kegiatan menyusui sehari-hari. Levine juga ingin pindah dari praktek pendidikan keperawatan yang sangat prosedural berorientasi dan kemali fokus pada pemecahan masalah aktif dan perawatan pasien individual ( George, 2002)





















BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPOSI MODEL KONSERVASI
       Levine’s Conversation model di fokuskan dalam mempromosikan adaptasi dan mempertahankan keutuhan dalam menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Panduan model perawat untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan pada tingkat organisic. Perawat menyelesaikan tujuan model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial ( Levine, 1967). Meskipun konservasi adalah dasar hasil yang diharapkan saat model yang digunakan, Levine juga membahas dua konsep penting lainnya penting untuk penggunaan model nya – adaptasi dan keutuhan.
       Adaptasi adalah proses perubahan, dan konservasi adalah hasil dari adaptasi. Adaptasi adalah proses dimana pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan (Levine, 1966, 1989). Adaptasi ini dicapai melalui “ penggunaan hemat, ekonomi, berisi dan dikendalikan sumber daya lingkungan dengan individu dalam bunga-nya yang terbaik” (Levine, 1991, hal 5)
        (Erikson 1966, hal 63) Keutuhan didasarkan pada uraian tentang keutuhan sebagai sistem terbuka : “ Keutuhan menekankan suara, organik, kebersamaan progresif antara fungsi beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka dan cairan”.
 (Levine 1973, hal 11) menyatakan bahwa “ interaksi gencar organisme individu dengan lingkungannya ini merupakan sebuah sistem terbuka dan cairan” dan kondisi kesehatan, keutuhan terjadi ketika interaksi atau adaptasi konstan terhadap lingkungan, izin kemudahan jaminan integritas di semua kehidupan dimensi ini dinamis dan terus menerus interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal memberikan dasar untuk berpikit holistik, pandangan dari individu secara keseluruhan.
       “Koservasi disisi lain adalah produk adaptasi. Konservasi dari Conservatio kata Latin, yang berarti “untuk tetap bersama-sama” (Levine, 1973).
“Konservasi menggambarkan cara sistem kompleks dapat terus berfungsi bahkan ketika sangat menantang” (Levine 1990, hal 192). Melalui konservasi, individu dapat menghadapi kendala, beradaptasi sesuai dan mempertahankan keunikan mereka. “Tujuan dari konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi kecacatan” sebagai aturan konservasi dan terus integritas “ dalam semua situasi  dimana menyusui dibutuhkan (Levine 1973, hal 193-195). Fokus utama dari konservasi adalah menjaga keutuhan bersama dari individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin berurusan dengan satu prinsip konservasi partivular perawat juga harus mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine 1990).

B. KONSEP UTAMA
       Selama bertahun-tahun, perawat seperti Myra Lavine telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjeleasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti Konservasi Model, semua berbagai teori empat konsep pusat atau utama : Orang, Lingkungan, Keperawatan dan Kesehatan. Selain ini, Levine Model ini juga membahas oras dan lingkungan untuk bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan di bahas bawah.
1.      Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas dan satu yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar. “Keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial” (Levine 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu  yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan , percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

2.      Lingkungan melengkapi keutuhan individu, baik itu lingkungan internal dan eksternal


3.      Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan kosntan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai hemeorrhesis dari pada hemeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.

4.      Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual.
Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, unsur-unsur fisik dapat mempengaruhi individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua.
Lingkungan Konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalam hidup.

5.      Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan merupakan adaptasi keutuhan dan sukses. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan.

(Levine 1991, hal 4) menjelaskan yang dimaksud dengan kesehatan adalah sebagai jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi dirinya sendiri , ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas ini agak kembali ke hood diri, dimana perubahan kecacatan dapat disisihkansepenuhnya dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingannya sendiri tanpa kendala. Disisi lain penyakit adalah tidak diatur atau disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi.

6.      Perawatan terlibat dalam “interaksi manusia” (Levine 1973, hal 1) menjelaskan “perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia dimana saat-saat berbagai dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis dan tandanya selamanya pada setiap pasien (Levine 1977, hal 845) Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan(kesehatan).

7.       Seperti telah disebutkan diatas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara dimana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitannya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan : molekuler, fisiologis, emosional psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor yaitu : Historisitas, Spesifisitas dan redendansi (Levine, 1989)

C. KONSEP KUNCI (Konservasi Prinsip)
       Inti konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ktika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan produktif, dan dengan pengeluaran dan sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas.
Konservasi yang berhasil tercapai melalui aktivitas jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai tanggapan yang dibutuhkan oleh manusia berfungsi.
       Myra Levine menggambarkan empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada pelestarian keutuhan individu. Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan prinsip-prinsip konservasi yang diusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan persatuan dan integritas individu. Kerangkanya meliputi :
o   Energi,
o   Integritas Struktural,
o   Integritas Pribadi, dan
o   Integritas Sosial


D. ASUMSI
Model Myra Levine juga membahas pernyataan lain dan asumsi :
§  Perawat menciptakan lingkungan dimana penyembuhan dapat terjadi
§  Seorang manusia lebih dari jumlah bagian
§  Manusia merespon dengan cara yang dapat di prediksi
§  Manusia adalah unik dalam respon mereka
§  Manusia tahu dan menilai benda-benda, situasi dan kondisi
§  Manusia yang merasa, mencermikan, alasan dan memahami
§  Tindakan manusia adalah ditentukan diri sendiri bahkan ketika emosi
§  Manusia mampu memperpanjang refleksi melalui strategi seperti itu
§  Seorang manusia memiliki kesatuan dalam tanggapannya terhadap lingkungan
§  Ada perintah dan kelangsungan untuk mengubah hidup adalah tidak acak
§  Seorang manusia menanggapi organismically dengan cara yang selalu berubah
E. PEMBATASAN
       Meskipun kelengkapan aplikasi dan luas teori Levine, model ini bukan tanda batasan. Sebagai contoh, model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan kesehatan. Dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi menyajikan individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki fokus saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada pasien ketergantungan.
Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocock, ketidak seimbanagan ini akan menjadi daerah konflik.
       Ada beberapa keterbatasan ketika datang ke tempat prinsip. Konservasi energi, tujuan levine adalah untuk menghindari penggunaan yang berlebihan kelelahan atau energi. Hal ini di kelola dalam perawatan samping tempat tidur klien sakit. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk dimanfaatkan daripada di lestarikan seperti pasien manik, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori levine tidak berlaku. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana sruktur anatomi tidak begitu sempurna namun tanpa cacat di identifikasika atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedure seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions. Integritas struktural seseorang terganggu tapi itu dalah pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis dan di bawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedure tidak boleh di promosikan. Pada konservasi integritas pribadi, perawat di harapkan dapat memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus di hormati, asalkan dengan privasi, mendorong dan psikologis di dukung. Keterbatasan ini akan berpusat pada klien yang mengalami gangguan psikologis dan tidak mampu dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma, atau individu  bunuh diri atau klien. Terakhir, konservasi bertujuan integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, khususnya dengan klien yanga lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Pembatasan khusus untuk itu, adalah klien ketika tidak memiliki orang lai yang tidak signifikan seperti anggota keluarga. Di tinggalkan anak-anak, pasien penyakit jiwa yang tidak mampu untuk berinteraksi, klien tidak reponsif seperti individu sadar, fokus di sini adalah bukan lagi pasien sendiri tetapi orang yang terlibat dalam perawatan kesehatan.
F. Evaluasi
v  Observasi respon organismic untuk intervensi
v  Ini adalah menilai apakah hipotesis di dukung atau tidak di dukung
v  Jika tidak di dukung, rencani ini di revisi, hipotesis baru d usulkan.
Untuk meringkas levine menyatakan pandangan bahwa dalam hubungan perawat pasien keadaan kesehatan pasien tergantung pada proses perawat-di dukung adaptasi. Perawat ini panduan untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan dari klien untuk mempromosikan keutuhan melalui prinsip konservasi. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai ini melalui konservasi energi, integritas struktural, pribadi dan sosial. Tujuan keperawatan adalah untuk mengenali, membantu, mempromosikan, dan mendukung proses adaptif yang menguntungkan pasien.






















BAB III
PENUTUP



A.    KESIMPULAN
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Model konservasi Levine terdiri atas : konsevasi energi, konservasi integritas struktur , konservasi integritas personal, konservasi integritas sosial.
B.     SARAN
v  Bagi calon perawat semoga bisa mencontoh teladan dari ilmuwan yang di sebutkan di atas.
v  Tingkatkan ilmu dari para Ilmuwan yang telah di berikan dari kata-kata di atas.
v  Tingkatkatkan solidiritas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan sekitarnya.

























DAFTAR PUSTAKA
Perawatan saat ini. (N.d.). perawatan teori: empat levine prinsip-prinsip konservasi. Di peroleh dari http://currentnursing. Com/nursing_theory/Levine_four_conservation_priciples. Htm pada bulan juli 2009.
Leach, MJ (nd) luka manajemen: menggunakan levine’s Convervation Model untuk membimbing praktek. Vol. 52, Issue No8. Diperoleh dari: http://www.o-wm.com/article/6024 pada bulan juli 2009.
Sitzman, K. & Eichellberger,L.W. (2009). Memahami kerja perawat teori: sebuah awal kreatif. Diperoleh dari http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm pada bulan juli 2009. Jones dan penerbit Battlet.
Yeager, S. (2002). Sekilas teori perawat: model konservasi Myra levine. Diperoleh dari: http://www4.desales.edu/~sey0/levine.html pada bulan juli 2009.

















12

TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER.

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangunkami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selnjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.












DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang .................................................................................... .... 1
B.  Rumusan Masalah  .................................................................................... 1
C.  Tujuan  ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Biografi Madeleine Leininger...............................................................       2
B.  Teori dan Model Konsep Keperawatan Transkultural............................... 4
C.   Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger............... 14
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan ............................................................................................ 16
B.   Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .. 18






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang konsep keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.
B.       Rumusan Masalah
1.        Siapa Madeleine Leininger ?
2.        Apa Teori Madeleine Leininger ?
C.      Tujuan
1.        Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2.        Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Teori Dan Model Keperawatan Menurut Madeleine Leininger.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Biografi Madeleine Leininger
1.      Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari
2.      Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.
3.      Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.
4.      Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.
5.      Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika.
6.      Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.
7.      Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
8.      Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan.
9.      Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di University Of Washington school of Nursing.
10.  Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
11.  Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
a.         Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b.        The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c.         Gershenson’s Research Fellowship Award.
d.        Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State University.
12.  Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.
(Dalam Currentnursing.com).
B.       Teori dan model konsep keperawatan Transkultural
1.        Pengertian teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
2.        Konsep dalam Transkultural Nursing
a.         Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan  mengambil keputusan.
b.        Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
c.         Perbedaan budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d.        Etnosentris, diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
e.         Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f.         Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia
g.        Etnografi, adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h.        Care, adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i.          Caring, adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j.          Cultural Care, berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k.        Culturtal imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
3.        Paradigma Transkultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu :
a.         Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).


b.        Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
c.         Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupandimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d.        Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
·           Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya Berolah raga setiap pagi
·           Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang.
·           Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
4.        Proses keperawatan Transkultural.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a.        Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :
·           Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
·           Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
·           Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
·           Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
·           Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
·           Faktor pendidikan (educational factors)
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri.
b.        Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
·           Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
·           Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
·           Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
c.        Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
·           Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
·           Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
·           Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
d.       Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
C.      Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger
1.        Kelebihan :
a.         Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b.        Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c.         Penggunakan teori ini  dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d.        Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e.         Teori ini banyak  digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan .
2.        Kelemahan :
a.         Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga  tidak bisa berdiri sendiri dan  hanya  digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
b.        Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.









BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.


B.       Saran
1.        Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2.        Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll


















DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Azis. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.  Jakarta : Salemba Medika
Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts Process & Practice 3rd ed. London Mosby Year Book.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York:Macmillan.